Informasi

Home / MENGENAL STROKE DAN PENATALAKSANAANNYA


MENGENAL STROKE DAN PENATALAKSANAANNYA 2025-01-31

        Stroke adalah salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kecacatan jangka panjang. Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak pecah atau tersumbat oleh gumpalan. Tanpa suplai darah yang stabil, sebagian sel-sel otak di area tersebut mulai mati karena tidak mendapat asupan oksigen dan nutrisi yang cukup.

        Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Selain dua jenis tersebut, sebagian orang bisa mengalami transient ischemic attack (TIA) atau dikenal dengan stroke ringan. Berikut adalah penjelasannya:

  1. Stroke iskemik

Stroke iskemik (iskemia) adalah jenis yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak tersumbat sehingga aliran darah ke otak berkurang. Stroke iskemik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Stroke trombotik

Stroke trombotik disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah di salah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau plak yang menumpuk di arteri (aterosklerosis).

       b. Stroke embolik

Stroke embolik terjadi ketika gumpalan darah (embolus) yang terbentuk di organ tubuh lain mengalir ke pembuluh darah yang menuju otak. Gumpalan darah tersebut umumnya berasal dari jantung. Stroke embolik sering disebabkan oleh gangguan irama jantung, misalnya atrial fibrilasi.

      2. Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut:

   Hipertensi yang tidak terkendali

   Aneurisma otak

   Pengobatan dengan obat pengencer darah (antikoagulan)

   Penumpukan protein di dinding pembuluh darah (angiopati amiloid serebral)

   Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan mobil

   Stroke iskemik yang berkembang menjadi perdarahan otak

   Malformasi arteri vena

Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Berikut adalah penjelasannya:

  1. Perdarahan intraserebral

Jenis stroke hemoragik ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah sehingga darah mengalir ke jaringan otak dan merusak sel otak.

       b. Perdarahan subarachnoid

Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang berada dekat permukaan otak pecah sehingga darah mengalir ke rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak.

Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA atau stroke ringan adalah kondisi ketika suplai darah ke otak menurun untuk sementara waktu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lain, tetapi berlangsung singkat dan dapat hilang dalam hitungan menit atau jam.

Meski berlangsung singkat, TIA perlu diwaspadai karena kondisi ini bisa menjadi peringatan bahwa penderitanya mungkin mengalami stroke yang lebih parah di kemudian hari.

Faktor Risiko Stroke

Stroke dapat dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami stroke.

Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko stroke adalah:

   Hipertensi

   Diabetes

   Kolesterol tinggi atau dislipidemia

   Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia

   Kelainan darah yang meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh darah, seperti anemia sel sabit, kelebihan kadar trombosit, polisitemia vera, atau trombofilia

   Sleep apnea

   Riwayat TIA atau serangan jantung

Selain itu, ada beberapa perilaku atau kondisi tertentu yang juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke, antara lain:

   Merokok

   Menderita obesitas

   Menggunakan obat-obatan terlarang

   Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga

   Kecanduan alkohol

Selain faktor-faktor di atas, stroke juga dipicu oleh kondisi lain, seperti:

   Riwayat stroke atau darah tinggi dalam keluarga

   Usia lebih dari 55 tahun

   Jenis kelamin perempuan

   Perubahan hormon akibat penggunaan pil KB atau terapi hormon

Meskipun stroke dapat berdampak pada banyak aspek kehidupan sehari-hari, mendapatkan perawatan yang tepat dapat membuat keadaan jauh lebih baik. Langkah utama yang perlu dilakukan bagi para pasien pasca stroke yaitu melakukan terapi untuk memulihkan kondisi tubuh setelah mengalami gejala stroke. Di antara beberapa terapi, fisioterapi kerap kali menjadi pilihan untuk membantu proses pemulihan pasien stroke. Maka tak heran jika dokter merekomendasikan para penyintas stroke untuk melakukan perawatan lanjutan di klinik fisioterapi. waktu yang tepat untuk fisioterapi pasca stroke yaitu saat fase akut dan tekanan darah sudah stabil. Biasanya hari ke 2-3 sejak awal gejala muncul.

Fisioterapi dapat dilakukan mulai dari gerakan-gerakan ringan secara pasif, kemudian naik bertahap hingga pasien bisa mobilisasi duduk dan berdiri dengan bantuan dan lama-lama bisa mandiri.

Manfaat Fisioterapi untuk Stroke

Fisioterapi telah diakui sebagai bagian penting dari pemulihan pasca stroke, pasalnya terapi ini dapat membantu pasien meningkatkan kualitas hidup mereka. Berikut manfaat utama fisioterapi dalam pemulihan pasca stroke.

   1. Mengurangi Rasa Sakit dan Ketidaknyamanan

Pasien stroke sering kali mengalami nyeri dan ketidaknyamanan, terutama pada anggota tubuh yang terkena dampak stroke. Dengan melakukan fisioterapi yang mencakup pijatan, peregangan, dan latihan rentang gerak, nantinya akan membantu pasien dalam mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Pasalnya, teknik-teknik ini meningkatkan sirkulasi darah dan mempercepat penyembuhan, mengurangi risiko komplikasi seperti kontraktur atau kekakuan sendi.

   2. Meningkatkan Kekuatan dan Fungsi Otot

Salah satu dampak stroke yaitu dapat menyebabkan pasien mengalami kelemahan otot hingga memengaruhi kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.  Di sinilah peran fisioterapi diperlukan. Pada kasus pasien yang mengalami kelemahan hingga menurunnya fungsi otot, fisioterapis akan merancang program latihan khusus yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.

Latihan-latihan ini akan berfokus pada otot-otot yang terpengaruh oleh stroke, dengan tujuan untuk memperkuatnya dan meningkatkan kontrol motorik. Dengan begitu, manfaat fisioterapi untuk penderita stroke dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti berpakaian, makan, dan mandi.

   3. Meningkatkan Kemampuan Bicara dan Menelan

Stroke juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami gangguan bicara dan menelan yang dikenal sebagai disfagia dan afasia. Disfagia adalah kesulitan menelan makanan dan minuman, sedangkan afasia adalah gangguan berbicara dan pemahaman bahasa.  Fisioterapi memiliki peran penting dalam membantu pasien stroke mengatasi masalah ini. Latihan-latihan ini mungkin termasuk latihan lidah dan bibir, latihan vokalisasi, dan latihan menelan, agar pasien bisa mendapatkan kembali kemampuan mereka untuk berbicara dan menelan dengan lebih mudah dan aman

   4. Meningkatkan Fungsi Motorik

Pasien stroke seringkali mengalami kesulitan pada fungsi motoriknya, antara lain kelemahan, kekejangan, dan kehilangan koordinasi. Fisioterapi neurologis menggunakan berbagai teknik seperti latihan terapeutik, stimulasi listrik, dan aktivitas fungsional untuk meningkatkan fungsi motorik. Teknik-teknik ini membantu memperkuat otot-otot yang melemah, meningkatkan koordinasi, dan meningkatkan fleksibilitas.

Dengan latihan yang teratur dan bimbingan fisioterapis, pasien dapat mengembalikan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.

Itu dia beberapa manfaat fisioterapi untuk penderita stroke dalam proses pemulihan. Penting untuk memahami bahwa pemulihan setelah stroke adalah proses yang memerlukan kesabaran dan dedikasi, tetapi dengan dukungan fisioterapis yang kompeten, pasien dapat mencapai perbaikan yang signifikan dalam kualitas hidup mereka.

 

Buat Janji Unggulan